buku mimpi 2d hotel

2024-10-08 00:16:00  Source:buku mimpi 2d hotel   

buku mimpi 2d hotel,cara bermain drum di hp,buku mimpi 2d hotelJakarta, CNN Indonesia--

Ekonom Senior INDEF Faisal Basri menilai rencana pemerintah mengeluarkan BBMbaru pada 17 Agustus 2024 akan membuat masalah baru.

Faisal menyinggung kondisi Indonesia yang saat ini menjadi importir gula. Di lain sisi, pemerintah tengah menggenjot penggunaan bioetanol sebagai campuran bensin.

"Menyelesaikan masalah dengan menciptakan lebih banyak masalah baru. Kayak dulu premium dibunuh muncul pertalite, pertalite (mau) dibunuh, muncul macam (BBM baru) gak tahu," ucapnya usai Diskusi Publik INDEF di Jakarta Selatan, Selasa (16/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalaupun pemerintah Indonesia ngotot meluncurkan produk BBM baru yang diklaim rendah sulfur, Faisal menduga itu mungkin di kelas solar. Namun, ia tetap heran mengapa upaya tersebut baru dicetuskan sekarang.

Faisal mengklaim sudah pernah menyampaikan cara-cara bagaimana mengelola minyak dan gas bumi Indonesia. Itu disampaikan saat dirinya menjadi ketua Tim Tata Kelola Migas pada 2014-2015 lalu.

"Sudah ada semua rekomendasinya. Bagaimana supaya harga BBM gak gonjang ganjing dengan harga minyak, (harus) ada tabungan atau buffer-nya, gitu-gitu," ungkap Faisal.

"Mengurangi sulfur ada namanya revitalisasi kilang. Masa sih karena standar kita sulfurnya tinggi, kita beli (minyak) yang sulfurnya rendah terus kita campur?" imbuhnya.

Sebelumnya, isu BBM baru mencuat dari Kementerian ESDM. Ini muncul ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim bakal ada pembatasan BBM subsidi setelah 17 Agustus 2024.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan pemerintah malah ingin meluncurkan BBM jenis baru yang rendah sulfur. Bahan bakar anyar ini siap diperkenalkan usai HUT Indonesia ke-79 nanti.

Akan tetapi, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut bahan pencampur yang bisa mengurangi kandungan sulfur masih dicari. Pasalnya, harus sesuai standar emisi Euro 5, yakni kadar sulfur di bawah 50 parts per million (ppm).

"Jadi gini, kita cari bahan pencampur yang bisa mengurangi sulfur konten. Sekarang kan kita masih 500 ppm-an. Kalau standarnya Euro 5 kan harus di bawah 50. Menuju itu kan ongkosnya ada, tapi kilang kita belum kelar di Balikpapan," jelas Arifin.

[Gambas:Video CNN]



(skt/sfr)

Read more