rtp mpo808

rtp mpo808,top up higgs domino rj,rtp mpo808Jakarta, CNN Indonesia--

Seorang model asal India, Poonam Pandey, dikecam setelah memalsukan kematiannya lewat sebuah unggahan di Instagram sebagai bagian dari kampanye kesadaran akan kanker serviks.

"Poonam Pandey dengan berani melawan penyakit ini dan meninggal", demikian pernyataan yang sempat diterbitkan di media sosialnya pada Jumat. 

Pengumuman palsu itu kemudian mendapat kritik, serta disebut sebagai aksi yang menipu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ada pula pihak yang skeptis dengan kabar tersebut, karena empat hari sebelum muncul unggahan kematian Pandey memposting rekaman videonya di atas kapal di goa. Ia terlihat sehat dalam video tersebut.

Wanita berusia 32 tahun itu kemudian mengakui kepada 1,3 juta pengikutnya dalam video lain bahwa kematiannya adalah rekaan semata.

"Ya, saya memalsukan kematian saya, saya tahu itu ekstrem. Tapi tiba-tiba kita semua membicarakan kanker serviks, bukan?" kata Pandey.

"Saya bangga dengan apa yang bisa dicapai oleh berita kematian saya."

Kini Pandey menerima banyak kecaman atas aksinya itu.

Seorang komentator menyebut aksi Pandey sebagai "perilaku mencari perhatian", sementara yang lain menulis: "Terlibat dalam aksi yang menipu, seperti memalsukan kematian, dengan kedok 'meningkatkan kesadaran'... tidak hanya tidak etis tetapi juga manipulatif."

"Sejujurnya kamu malu atas aksi ini. Lain kali tidak ada yang akan menganggap serius kematianmu yang sebenarnya!" ujar akun lainnya.

Pandey memulai karier sebagai model pada 2010, dan pernah mendapatkan reputasi karena aksi aneh.

Dia berjanji akan telanjang untuk tim kriket India jika mereka memenangkan Piala Dunia Kriket 2011, kemudian ia memposting video ketika melepaskan pakaiannya di Stadion Wankhede, tempat final turnamen diadakan.

Pandey juga pernah bermain di film thriller erotis tahun 2013 berjudul Nasha, dengan berperan sebagai seorang guru yang berhubungan seksual dengan dua siswa sekolah menengah.

India menyumbang hampir seperempat kasus kanker serviks di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, dengan lebih dari 200 perempuan kehilangan nyawa setiap hari karena penyakit ini.

Para penggiat kesehatan telah mendesak pemerintah untuk meluncurkan kampanye vaksinasi HPV nasional untuk remaja putri, yang telah secara drastis mengurangi jumlah penderita kanker serviks di negara-negara lain.