higgs domino uptodown

2024-10-08 06:18:32  Source:higgs domino uptodown   

higgs domino uptodown,madrid778,higgs domino uptodownJakarta, CNN Indonesia--

Kelompok militan Hamas kian ganas menyerang Israelyang telah membunuh puluhan ribu warga sipil di Gaza.

Hamas beberapa hari lalu berhasil membunuh dua komandan senior Israel dalam penyergapan kompleks di Shejaiya, pinggiran Kota Gaza.

Lihat Juga :
Daftar Negara yang Tolak Paspor Israel, Ada Indonesia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejalan dengan pemberontak Houthi, berbagai negara juga menunjukkan dukungannya kepada Hamas untuk melawan agresi darat Israel.

Berikut daftar negara yang mendukung Hamas.

Aljazair

Meningkatnya konflik di Gaza antara Israel dengan Hamas, meningkatkan gelombang dukungan kepada Palestina di Aljazair, Libya, dan Maroko.

Menteri Luar Negeri Aljazair Ahmed Attaf menyampaikan tuntutan agar komunitas internasional turut bergabung untuk mendukung Palestina.

Lihat Juga :
Agresi Israel ke Gaza Makin Gila, Hamas Mulai Rekrut Milisi di Lebanon

"Menyerukan komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera untuk membantu mereka yang tertindas dan teraniaya, mengakhiri agresi ini dan meluncurkan kembali proses perdamaian." ungkap Attaf, dilansir dari Africa News.

Atas dukungan ini, Inggris berkoordinasi dengan Amerika Serikat untuk menjatuhi hukuman terhadap tokoh-tokoh yang terkait dengan Hamas.

Aiman Ahmad Al Duwaik, pemodal Hamas yang berbasis di Algeria, terkena larangan perjalanan dan pembekuan aset di Inggris, dikutip dari Gov.Uk.

Al Duwaik diduga membantu menjalankan portofolio investasi kelompok Hamas.

Lebanon

Kurang lebih 80 persen penduduk Lebanon mendukung serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober lalu.

Dilansir dari The Times of Israel, survei ini dilakukan oleh Pusat Permusyawaratan Kajian dan Dokumentasi Lebanon yang melibatkan 400 orang responden dari Muslim Syiah dan Sunni, Kristen dan Druze.

Sejak 8 Oktober, hampir setiap hari terjadi bentrokan antara agen Hizbullah dan anggota kelompok teror Palestina yang bersekutu di Lebanon dengan Pasukan Pertahanan Palestina (IDF). Bentrokan ini merupakan eskalasi terbesar yang terlihat di perbatasan utara sejak Perang Lebanon Kedua pada 2006.

Hizbullah sebagai kelompok militan besar di Lebanon terus mengeratkan hubungannya dengan Hamas dalam kurun lima tahun terakhir.

Lihat Juga :
AS Bentuk Koalisi 10 Negara, Perangi Milisi Houthi di Laut Merah

Tekanan yang terus mengalir dari Hizbullah terhadap perbatasan utara Israel menunjukkan dukungan terhadap Hamas yang membuka ancaman intervensi yang lebih luas, dilansir dari Associated Press News.

Iran

Sejarah terbentuknya dan keberlangsungan Hamas berkaitan erat dengan peran Iran sebagai penyokong utama. Selama ini, Iran dikenal memberikan bantuan dana, persenjataan, hingga pelatihan militer kepada Hamas.

Komandan Pasukan Quds elit Korps Garda Revolusi Islam mengirimkan surat kepada kepala sayap militer Hamas yang menyatakan Iran akan melakukan apapun untuk membantu Hamas menghadapi Israel, dilansir dari The Times of Israel.

"Kami berpegang pada janji persaudaraan yang menyatukan kami dan kami meyakinkan Anda bahwa kami akan melakukan apa pun dalam pertempuran bersejarah ini," tulis Esmail Qaani dalam suratnya kepada Muhammad Deif.

Lihat Juga :
Kronologi Iring-iringan Mobil Presiden AS Biden Ditabrak Usai Kampanye

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, juga pernah menyampaikan tuntutan untuk menjatuhkan sanksi internasional dengan menetapkan IDF sebagai teroris hingga mengembargo minyak Israel saat konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Riyadh, Saudi Arabia pada November lalu sebagai dukungan kepada Hamas.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Malaysia

Malaysia secara mengejutkan ikut campur dalam politik perang Israel dan Hamas. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang berjanji akan mempertahankan hubungan dengan Hamas apabila pemerintahannya mendapat tekanan dari luar, dilansir dari Bangkok Post.

Anwar menjadi salah satu pemimpin negara yang vokal menyampaikan kritikan kepada Israel dengan menyebut operasi militer di Gaza sebagai puncak barbarisme.

Pada Selasa (7/11), Anwar menyatakan tidak akan menerima sanksi sepihak berdasarkan usulan undang-undang Amerika Serikat yang menargetkan pendukung asing Hamas dan kelompok militan Palestina, dilansir dari Anadolu Agency.

"Kami tidak mengakui sanksi sepihak apa pun yang dijatuhkan oleh negara lain, termasuk Amerika Serikat," ungkap Anwar.

"Kami hanya mengakui keputusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang dianggap multilateral," imbuhnya.

Lihat Juga :
Daftar Negara yang Tolak Paspor Israel, Ada Indonesia?

Pakistan

Menyusul menegangnya situasi perang Israel dan Hamas, Pakistan menunjukkan dukungannya kepada Palestina dan menuntut penghentian permusuhan.

"Kami menyerukan komunitas internasional untuk bersatu demi penghentian permusuhan, perlindungan warga sipil dan demi perdamaian abadi di Timur Tengah." ungkap Kementerian Luar Negeri Pakistan.

Ismail Haniyeh, politisi Palestina terkemuka dan pemimpin politik senior Hamas, juga meminta dukungan Pakistan untuk mengakhiri serangan militer Israel di Gaza.

"Jika Israel menghadapi perlawanan dari Pakistan, tindakan kekejaman bisa berhenti," kata Haniyeh pada konferensi di Jinnah Convention Center di Islamabad, dikutip dari Arab News.

Turki

Presiden Turki Tayyip Erdogan dalam sebuah komentarnya pada Oktober lalu terkait perang di Gaza, mengatakan bahwa kelompok Hamas bukanlah organisasi teroris, tetapi kelompok perjuangan yang berusaha melindungi tanah Palestina.

Lihat Juga :
Daftar Negara yang Larang Visa Warga Israel karena Agresi ke Palestina

"Hamas bukanlah organisasi teroris, mereka adalah kelompok pembebasan, 'mujahidin' yang melancarkan pertempuran untuk melindungi tanah dan rakyatnya," ungkap Erdogan kepada anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa, dilansir dari Reuters.

Turki juga menjadi salah satu negara yang digunakan Hamas untuk menggalang dana dalam menghadapi perang dengan Israel.

Tindakan ini mendapatkan kritik dari Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Amerika Serikat, Brian Nelson.

"Kami sangat prihatin dengan kemampuan Hamas untuk terus menggalang dana dan mencari dukungan finansial (di Turki) untuk potensi serangan teroris di masa depan," ungkap Nelson.

Read more