adrián san miguel del castillo

2024-10-08 05:36:50  Source:adrián san miguel del castillo   

adrián san miguel del castillo,biodata cristiano ronaldo jr,adrián san miguel del castilloSurabaya, CNN Indonesia--

Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama yang mendorong pelaksanaan Muktamar Luar Biasa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mengaku mendapatkan dukungan dari 28 cucu pendiri NU.

Hal itu dikatakan Juru Bicara Mubes Alim Ulama NU, KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam, untuk merespons pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang menyebut para ulama yang hadir di Mubes Alim Ulama di Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (18/8), adalah sekumpulan pengangguran.

"Keputusan Mubes Alim Ulama di Bangkalan ini adalah bagian dari respons kita terhadap kegaduhan yang ditimbulkan PBNU. Ini khususnya yang kumpul kemarin para cucu dari pendiri NU. Kalau di list ada 28 hampir semuanya hadir," kata Gus Salam saat dikonfirmasi, Selasa (20/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian KH Endar dzurriyyah KH Munawwir Krapyak, KH Nasih Aschol dzurriyyah Syaikhona Kholil, dan Gus Salam sendiri yang merupakan dzurriyyah KH Bisri Syansuri.

"Ada banyak yang siap bergabung tapi belum berkenan namanya disebutkan. Tapi artinya mereka yang mewarisi NU bukan hanya secara ideologis, tapi ada warisan biologis dari para pendiri NU," ucapnya.

Gus Salam melanjutkan, para cucu pendiri NU yang hadir itu bersama-sama bermusyawarah karena melihat keprihatinan tentang kondisi PBNU sekarang.

"Tentunya bukan cucu pendiri NU saja, semua kiai baik struktural maupun kultural semua gelisah atas situasi PBNU yang tidak baik-baik saja," ucapnya.

Lihat Juga :
Anak Buah Cak Imin: Keanggotaan Yahya dan Yaqut di PKB Otomatis Gugur

Kediaman Syaikhona Kholil, guru dari pendiri NU

Tak hanya itu, tempat mereka bermusyawarah juga terletak di kediaman atau ndalem Syaikhona Kholil di Bangkalan, yang merupakan guru dari para pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah dan KH Bisri Syansuri.

"Dari situasi ini kami kumpul di ndalemKiai Syaikhona Kholil di Bangkalan, sebagai awal mula dari berdirinya NU. Ini langkah kita untuk kembali kepada historis bahwa NU ini tidak bisa dilepas dari Syaikhona Kholil," ucapnya.

Dari pertemuan itu, para ulama pun ingin kegaduhan-kegaduhan yang ditimbulkan oleh PBNU ini diselesaikan, tidak lain dengan cara muktamar luar biasa.

"Dan menurut kami kegaduhan yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut dan sudah ditegur dengan berbagai cara, dengan tulisan, dengan pernyataan untuk introspeksi, bahkan juga sudah dengan demo yang dilakukan oleh komunitas-komunitas ini tidak direspons dengan positif, jadi tidak ada cara menurut kami untuk menyelesaikan ini kecuali dengan muktamar luar biasa," ucapnya.

"Kami dari presidium akan melakukan langkah-langkah strategis menyelesaikan kegaduhan ini tentunya dengan langkah-langkah yang tidak melanggar hukum dan juga sebagai langkah penyelamatan jam'iyyah Nahdlatul Ulama," kata Gus Salam.

Lihat Juga :
Duduk Perkara Konflik PKB-PBNU, Pansus Haji Dibalas Wacana Ambil Alih

Sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menganggap perwakilan ulama yang hadir di Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama, di Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (18/8) kemarin, adalah sekumpulan pengangguran.

Gus Yahya mengibaratkan perwakilan ulama yang menggelar mubes dan mengusulkan Muktamar Luar Biasa PBNU itu seperti pengangguran yang menginginkan sidang istimewa MPR, dan hal itu tak perlu ia gubris.

"Gini ya, kalau sekarang ada sekumpulan sekelompok pengangguran kumpul lalu menyerukan sidang istimewa MPR. Kan presiden enggak perlu mikir, biarin aja. Ya itu begitu juga dengan kami, kami enggak pikirkan lah, orang ngomong silakan," kata Gus Yahya ditemui di Kantor PCNU Surabaya, Senin (19/8).

(frd/kid)

Read more