bigcuan99 slot

2024-10-09 21:08:26  Source:bigcuan99 slot   

bigcuan99 slot,nuklir togel,bigcuan99 slotJakarta, CNN Indonesia--

Selama beberapa bulan musim panas ini, sebagian besar Samudra Atlantikdi sepanjang khatulistiwa mendingin dengan kecepatan yang memecahkan rekor. Para pakar mewaspadai potensiburuk.

Meski wilayah dingin itu kini mulai menghangat kembali ke kondisi normal, para ilmuwan masih bingung dengan apa yang menyebabkan pendinginan tersebut.

Daerah dingin yang tidak lazim, yang terbatas pada hamparan lautan yang membentang beberapa derajat di utara dan selatan khatulistiwa, terbentuk pada awal Juni setelah serangkaian bulan dengan permukaan air terhangat dalam lebih dari 40 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
SOS dari PBB, Kenaikan Permukaan Laut Tertinggi di RI dan Australia

Michael McPhaden, seorang ilmuwan senior di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengatakan, para ahli masih bingung dengan apa yang terjadi.

McPhaden selama ini mengawasi serangkaian pelampung di daerah tropis telah mengumpulkan data terkini tentang daerah dingin.

"Itu bisa jadi merupakan fitur sementara yang berkembang dari proses yang belum sepenuhnya kami pahami," katanya.

Suhu permukaan laut di Atlantik khatulistiwa timur mencapai titik terpanas pada Februari dan Maret mencapai 30 derajat Celcius. Dua bulan ini jadi bulan terhangat yang pernah tercatat sejak 1982.

Saat Juni tiba, suhu mulai turun secara misterius, mencapai titik terdinginnya pada akhir Juli di 25 derajat celcius, tulis Tuchen baru-baru ini dalam sebuah postingan blog.

Lihat Juga :
Pakar Prediksi Korban Tewas Akibat Panas Bisa Naik 3 Kali Lipat

Prakiraan cuaca menunjukkan bahwa peristiwa pendinginan tersebut mungkin akan segera berkembang menjadi Atlantic Nina.

Ini adalah pola iklim regional yang cenderung meningkatkan curah hujan di Afrika bagian barat dan mengurangi curah hujan di Brasil bagian timur laut serta negara-negara yang berbatasan dengan Teluk Guinea, termasuk Ghana, Nigeria, dan Kamerun.

Fenomena tersebut, yang tidak sekuat La Nina di Pasifik, dan belum terjadi sejak 2013, akan dinyatakan terjadi jika suhu yang lebih dingin dari rata-rata tersebut bertahan selama tiga bulan, hingga akhir Agustus.

Namun, kantong air dingin tersebut telah menghangat dalam beberapa minggu terakhir, jadi "putusannya sudah cukup pasti bahwa itu tidak akan diklasifikasikan sebagai Atlantic Niña," kata Tuchen.

Kendati demikian, mencari tahu apa yang menyebabkan pendinginan dramatis akan memungkinkan para ilmuwan untuk lebih memahami keanehan iklim Bumi, yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi prakiraan cuaca, kata Tuchen.

Lihat Juga :
Nyaris 50 Ribu Orang Tewas Akibat Cuaca Panas bak 'Neraka' di 2023

Namun, sejauh ini tidak ada satu pun proses yang diharapkan yang menonjol.

Para ilmuwan telah memodelkan beberapa kemungkinan proses iklim untuk mencoba menjelaskan wilayah dingin yang diamati, seperti fluks panas yang sangat kuat di atmosfer atau perubahan tiba-tiba pada arus laut dan angin.

"Dari apa yang kami lihat, ini bukanlah pendorong yang jelas dari peristiwa pendinginan ini," kata Tuchen.

Lihat Juga :
Cerita Malam yang Makin Panas di Padang Hingga Surabaya, Ulah Siapa?

Meskipun belum pernah terjadi sebelumnya, pendinginan dramatis baru-baru ini kemungkinan besar tidak disebabkan oleh perubahan iklim yang disebabkan manusia.

"Saya tidak dapat mengesampingkannya," kata McPhaden. "Namun sekilas, ini hanyalah variasi alami dari sistem iklim di atas Atlantik khatulistiwa."

Dengan menggunakan data dari satelit, pelampung samudra, dan alat meteorologi lainnya, Tuchen dan McPhaden termasuk di antara beberapa ilmuwan iklim melacak daerah dingin dan dampak yang akan terjadi di benua-benua di sekitarnya - yang mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menjadi jelas.

"Ini berpotensi menjadi peristiwa yang berdampak besar," kata McPhaden. "Kita hanya perlu mengamati dan melihat apa yang terjadi."

[Gambas:Video CNN]

(pua/arh)

Read more