angka togel 83

2024-10-08 03:39:23  Source:angka togel 83   

angka togel 83,nmax toto,angka togel 83

Jakarta, CNBC Indonesia- Rusia akan meningkatkan pengeluarannya untuk pertahanan sebesar 25% ke level rekor tertinggi baru pada 2025. Hal ini terjadi saat Presiden Vladimir Putin berjanji untuk melanjutkan upaya perangnya di Ukraina yang diimbangi semakin meningkatkan kebuntuan dengan Barat.

Peningkatan pengeluaran terbaru yang direncanakan akan membawa anggaran pertahanan Rusia ke rekor 13,5 triliun rubel (Rp 2.213 triliun) pada 2025. Itu sekitar 3 triliun rubel lebih banyak dari yang disisihkan untuk pertahanan tahun ini, yang merupakan rekor sebelumnya.

Secara keseluruhan, belanja untuk pertahanan dan keamanan akan mencapai sekitar 40% dari total belanja pemerintah, atau 41,5 triliun rubel (Rp 6.776 triliun) pada 2025.

Baca:
Adu Kekuatan Israel-Hizbullah-Lebanon, Ini Keunggulan Masing-Masing

Ekonom menyebut langkah ini sebagai 'Keynesianisme militer', yang ditandai dengan peningkatan signifikan dalam belanja militer, yang berdampak pada inflasi.

"Peningkatan ini merupakan konfirmasi bahwa ekonomi telah beralih ke posisi siap perang, dan, bahkan jika perang di Ukraina segera berakhir, menyalurkan uang ke militer dan sektor pertahanan yang membengkak akan tetap menjadi prioritas utama," tulis Bell, media terkemuka Rusia yang mengkhususkan diri pada ekonomi, dalam buletinnya.

"Jelas bahwa belanja untuk militer dan keamanan akan melebihi gabungan belanja untuk pendidikan, perawatan kesehatan, kebijakan sosial, dan ekonomi nasional."

Menurut rancangan anggaran, belanja sosial diperkirakan akan turun sebesar 16% dari 7,7 triliun rubel (Rp 1.257 triliun) tahun ini menjadi 6,5 triliun rubel tahun depan (Rp 1.061 triliun).

Baca:
Timteng Makin Membara, Pangkalan Militer AS Dibom Roket Katyusa

Hal ini terjadi saat Rusia telah memberikan sinyal terbaru terkait revisi doktrin nuklir negara itu. Dalam doktrin yang direvisi, setiap agresi ke Rusia oleh negara non-nuklir dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir dapat dianggap sebagai serangan bersama dan melewati ambang batas nuklir.

Perubahan ini pun berlaku untuk serangan Ukraina yang, misalnya, menembus Rusia dengan pasokan senjata dari Amerika Serikat (AS), Inggris, atau Prancis.

"Kita dapat menyaksikan bagaimana negara-negara Barat semakin terlibat dalam (konflik Ukraina). Mereka tidak menghentikan (konflik). Sebaliknya, mereka menyatakan niat mereka untuk terus maju guna membantu Ukraina menang," ucapnya Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, kepada media pemerintah Rusia VGTRK.

Baca:
Siaga PD 3! Putin Siap Gunakan Senjata Nuklir, NATO Respons Begini

Di sisi lain, program ini juga digulirkan saat Putin pada hari Senin membanggakan bahwa 'semua tujuan yang ditetapkan' dalam apa yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus 'akan tercapai'.

Baru-baru ini, ia juga telah mengambil sikap garis keras dengan menuntut penyerahan tanpa syarat Ukraina dan menyerukan 'denazifikasi Ukraina, demiliterisasi, dan status netral'.


(luc/luc) Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Kerahkan Drone Hantam Kyiv

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Ukraina Akui Keberhasilan Rusia, Putin Benar-Benar di Atas Angin

Read more