dino 99

2024-10-08 01:41:10  Source:dino 99   

dino 99,victorytoto link alternatif,dino 99

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak positif dalam belakangan waktu ini. Sepanjang pekan lalu saja, indeks bergerak naik 0,67% ke posisi 7.721,84.

Peluang IHSG untuk mencapai level 8.000 pada akhir tahun nanti pun terbuka. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun tidak menutup peluang tersebut.

Baca:
Ada Fenomena September Effect di Pasar Saham, Investor Perlu Waspada?

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan optimisme dan sentimen positif baik di global dan domestik memungkinkan tren penguatan indeks berlanjut. Ia menguraikan, sepanjang Agustus, IHSG telah mencetak rekor tertinggi baru atau all time high (ATH) sebanyak tujuh kali. Kemudian pada awal September, indeks kembali mencetak ATH, yakni di posisi 7.754,47.

Menurutnya, itu tidak terlepas dari peran OJK, Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga stabilitas keuangan nasional.

"Kalau IHSG bisa sampai 8.000 itu kami nggak berani untuk menujum target 8.000. Tapi kalau kita lihat, optimisme dan sentimen positif di global dan domestik, termasuk kinerja emiten rilis terakhir baik, tren kenaikan indeks bisa mungkin terjadi," ujar Inarno saat Konfenresi Pers Rapat DK Bulanan OJK Agustus 2024, Jumat (6/9/2024).

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa pihaknya harus tetap waspada atas risiko yang dapat menyebabkan volatilitas pasar.

"Tapi kita jangan terlena, dan harus waspada terhadap antisipasi risiko koreksi senimen negatif yang sebabkan volatilitas. Geopolitik dan perlambatan ekonomi global jadi perhatian kita. Jadi kita lihat ada possibility untuk kenaikan tapi kita perlu tetap waspada," kata Inarno.

Sejumlah sekuritas pun memproyeksikan IHSG dapat tembus ke level 8.000 pada akhir tahun ini. Itu didukung dengan sentimen ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve.

Jika skenario penurunan itu benar terjadi, BRI Danareksa (BRIDS) meyakini tren penguatan nilai tukar rupiah akan berlanjut, dan berpengaruh pada pergerakan indeks. Hal ini disampaikan Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo.

"Kalau misalnya emang benar suku bunga Amerika turun, rupiahnya kan sekarang udah di bawah Rp16.000 lagi ya [per dolar AS]. IHSG itu kayaknya sih prediksi akhir tahun di kepala 8, ya," kata Laksono di Gedung BRI, Rabu (14/8/2024) lalu.

Ia juga menyebut terbentuknya kabinet pemerintahan baru pada bulan Oktober nanti, juga menjadi katalis bagi penguatan IHSG.

Di lain pihak, Mandiri Sekuritas telah menaikkan proyeksi IHSG akhir tahun 2024 menjadi 7.800 dengan bull case mencapai 8.000. Proyeksi tersebut naik dari sebelumnya di level 7.460 dengan bull case 7.640, karena telah menaikkan asumsi penurunan suku bunga The Fed dari 25 basis poin (bps) menjadi 50-75 bps, dengan penurunan suku bunga BI yang lebih agresif yaitu sebesar 50 bps, bukan 25 bps.

Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer mengatakan, hal ini setelah memperhitungkan penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI) yang lebih agresif.

"Kuatnya imbal hasil lebih lanjut akan menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik saat ini dengan pendapatan 8% dan imbal hasil dividen 5%. Dengan membaiknya cakupan pasar dan revisi laba yang positif baik pada saham-haham berkapitalisasi besar maupun menengah, IHSG masih tetap menarik mengingat menguatnya nilai tukar Rupiah pada kuartal ini," ujarnya dalam keterangan resminya, dikutip Senin (9/9/2024).

Selain itu, penguatan IHSG juga dapat tetap menguat di antara proksi yang sensitif terhadap tingkat suku bunga (rate sensitive proxies) dan posisi tetap ringan di sektor consumer cyclicals (retail, otomotif, dan teknologi), serta towercos.

"Kami memproyeksikan IHSG bisa mencapai 7.800-8.000 pada akhir tahun 2024," kata Adrian.

J.P. Morgan Indonesia juga tidak menutup kemungkinan IHSG dapat mencapai kepala 8.000. Awalnya, perusahaan jasa keuangan global asal AS itu memproyeksikan indeks tembus ke 7.500 di tahun ini, dan sudah terlampaui.

Head of Research and Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan, target bull case sementara untuk tahun ini 7.800. Namun, ia melihat IHSG mungkin saja tembus ke level 8.000.

"Kalau ditanya apakah mungkin ke 8.000, ya nothing is impossible, ya. Saya rasa kalau kita lihat pertumbuhan capital market kita itu sangat baik, jadi saya cukup yakin, at one point kita akan tembus [8.000]," kata dia dalam Media Briefing pekan lalu, dikutip Senin (9/9/2024).

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) J.P. Morgan Indonesia Gioshia Ralie menambahkan The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali tahun ini, yakni 50 bps, 50 bps, dan 25 bps, dengan total 125 bps. Jika benar akan dilakukan, ia menyebut itu merupakan sentiment yang amat sangat baik.

"Kalau trennya menurun, tidak akan balik ke level sebelum Covid-19, menurun, cukup, dan stabil. Itu akan menggerakkan roda ekonomi. Itu yang kita tunggu, tentu tak immediate, pasti ada time lag-nya. Tapi dengan itu, orang bisa lebih agresif untuk berekspansi. Ini aja dengan suku bunga tinggi, tetap ekspansi, ya GDP-nya (PDB)," jelas Gioshia.


(fsd/fsd) Saksikan video di bawah ini:

Video: Intip Prospek & Ekspansi Bisnis Sekuritas NH Korindo di RI

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Meski Minim Sentimen, IHSG Lompat 1,33% ke 7.129 di Sesi I

Read more