predaktor angka

2024-10-09 22:02:59  Source:predaktor angka   

predaktor angka,rokok king,predaktor angkaJakarta, CNN Indonesia--

Bos Tesla Elon Muskmenuding raksasa teknologi Googlememblokir nama Donald Trumpdari Search Engine atau mesin pencarian mereka.

"Wow, Google memblokir pencarian terhadap Presiden Donald Trump!" ujar Musk dalam sebuah cuitan di X, Senin (29/7).

"Ikut campur pemilu?" tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unggahan tersebut lantas memicu berbagai respons, salah satunya dari akun @davidgokhshtein yang menyebut Google dimiliki oleh Demokrat.

"Mereka akan mendapat banyak masalah jika mereka mencampuri pemilu," balas Musk.

Namun begitu, hasil percobaan CNNIndonesia.com, saat mengetik kata kunci president donald, Google tetap memunculkan profil Donald Trump, tidak seperti yang dialami oleh Musk. 

[Gambas:Twitter]

Beberapa pekan lalu, Musk mengunggah pernyataan yang menyebut dirinya "mendukung sepenuhnya" mantan presiden Trump dalam gelaran pemilu Amerika Serikat (AS).

Pernyataan ini disampaikan tak lama usai Trump ditembak saat berorasi dalam kampanye di Pennsylvania, AS.

Bloomberg merilis laporan bahwa Musk menyumbang ke super PAC yang merupakan mendukung Trump, dan memberikan "jumlah yang cukup besar" agar terpilih kembali.

Donasi tersebut, jika benar terjadi, merupakan perkembangan yang signifikan tidak hanya dalam kampanye kepresidenan, tetapi juga hubungan antara kedua pria tersebut. Pasalnya, keduanya memiliki dukungan kuat dari jutaan penggemar yang siap untuk mempercayai hampir semua hal yang mereka katakan.

Lihat Juga :
Teori Konspirasi Penembakan Trump Viral di X saat Musk Akui Dukungan

Dalam beberapa tahun terakhir, Musk diketahui banyak mempromosikan teori konspirasi 'great replacement' (pengganti yang hebat) dan mendukung white pride. Dukungannya menambah semakin banyak suara berpengaruh di Silicon Valley yang mempromosikan kampanye tersebut.

Usai insiden Trump, Platform milik Musk kebanjiran sejumlah tagar, termasuk '#falseflag' dan 'staged' kepada pengguna.

Meskin demikian, Musk tetap menggadang-gadang "kebebasan berpendapat" di platform media sosial miliknya tersebut, termasuk informasi yang salah seperti di atas.

(lom/dmi)

Read more