anekagame

2024-10-08 01:59:51  Source:anekagame   

anekagame,rogslot,anekagameJakarta, CNN Indonesia--

Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat setidaknya ada 50 ribu wanita hamil di Gaza, lokasi perang Israeldan kelompok militer Palestina Hamas. Sekitar 5.500 orang di antaranya akan melahirkan dalam beberapa pekan ke depan.

Dilansir UN News, Divisi Kependudukan PBB dan lembaga serupa terus menyerukan gencatan senjata demi kemanuisiaan.

Direktur Regional Negara-negara Arab di Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Laila Baker mengaku khawatir akan nasib ibu baru dan anak-anak mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Staf UNFPA menyediakan perlengkapan kesehatan darurat dan perlengkapan persalinan yang aman bagi calon ibu yang bisa dijangkau.

Baker mengungkapkan perempuan hamil Palestina yang melarikan diri dari pemboman diliputi kecemasan, tetapi juga harapan dan kebahagiaan, ketika mereka berjuang untuk menemukan tenaga kesehatan yang memenuhi syarat dan dapat mendukung mereka dengan persalinan yang aman.

"Tempatkan diri Anda pada posisi wanita tersebut ketika dokter bedah berkata kepadanya, 'Saya tidak memiliki anestesi, saya bahkan tidak punya air atau sabun untuk mencuci tangan, namun saya akan mencoba menyelamatkan hidup Anda,'" ujarnya.

Menurut Baker, serangan itu adalah kebrutalan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia akhir-akhir ini. Dari 2,2 juta warga Paletina, 50 ribu di antaranya wanita hamil, dikepung selama satu bulan.

"5.500 wanita akan melahirkan dalam beberapa minggu ke depan. Bagi, 160 wanita yang seharusnya saya katakan beruntung hari ini karena mencoba membawa kegembiraan dan kehidupan ke dunia ini, saya khawatir akan nyawa mereka dan nyawa anak-anak mereka," ujarnya.

Lebih dari 135 fasilitas kesehatan telah menjadi sasaran Israel. Fasilitas kesehatan lainnya yang masih berdiri hanya mempunyai sedikit obat-obatan, tidak ada bahan bakar untuk menjalankan listrik.

"Kami pernah menjalani operasi caesar untuk persalinan darurat yang dilakukan dengan sedikit atau tanpa anestesi dan kadang-kadang hanya dengan cahaya dari ponsel," ujarnya.

Pertempuran antara Israel dan kelompok militer Palestina Hamas berlangsung sejak 7 Oktober lalu. Perang berkobar usai penyerangan Hamas yang, menurut pejabat Israel, menewaskan 1.400 orang dan membuat 240 orang disandera.

Israel membalas dengan pemboman udara dan serangan darat ke berbagai fasilitas umum, termasuk rumah sakit. Menurut Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, serangan Israel menewaskan lebih dari 10.500 orang, termasuk wanita, orang tua, dan anak-anak.

(sfr/sfr)

Read more