agb999

2024-10-07 23:45:58  Source:agb999   

agb999,demo slot pg soft mahjong anti lag,agb999Jakarta, CNN Indonesia--

Sebuah kapal Chinadan Filipinatabrakan di dekat Second Thomas Shoal, Laut China Selatan(LCS), Senin (17/6). Beijing menuding kapal Filipina secara ilegal menerjang laut dekat Ren'ai Reef atau Second Thomas Shoal di LCS.

Coast guard China melaporkan kapal pemasok Filipina "mengabaikan peringatan-peringatan serius dari China" dengan mendekati kapal Beijing.

Lihat Juga :
Filipina Sebut China Provokasi Kapal-kapal Manila di LCS

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kawasan Second Thomas Shoal memang dipersengketakan China dan Filipina. Hal ini lantaran China mengklaim nyaris seluruh kawasan LCS, termasuk area-area yang tumpang tindih dengan klaim negara Asia Tenggara lain.

Padahal, Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) telah menetapkan bahwa klaim Negeri Tirai Bambu tak memiliki dasar hukum.

[Gambas:Video CNN]



China menolak putusan itu dan justru semakin mengerahkan pasukan untuk berpatroli di perairan itu. Beijing juga turut mengubah sejumlah terumbu karang menjadi pulau-pulau buatan.

Second Thomas Shoal terletak sekitar 200 kilometer dari pulau Palawan di Filipina barat. Area ini juga terletak lebih dari 1.000 kilometer dari daratan utama terdekat China, Pulau Hainan.

Pilihan Redaksi
  • China Kembali Berulah di LCS, Semprot Meriam Air ke Kapal Filipina
  • Prabowo Sentil Ribut-ribut AS dan China

Sementara itu, sejak Sabtu (15/6), peraturan baru penjaga pantai Cinta mulai berlaku sehingga mereka bisa menahan orang asing karena dugaan masuk tanpa izin di laut yang disengketakan.

Hal tersebut membuat Manila menuduh Cina melakukan "perilaku biadab dan tidak manusiawi" terhadap kapal-kapal Filipina, dan Presiden Ferdinand Marcos menyebut peraturan baru ini sebagai peningkatan yang "sangat mengkhawatirkan."

Konfrontasi antara China dan Filipina telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik laut yang lebih luas yang dapat melibatkan Amerika Serikat dan sekutu lainnya.

Perdagangan kapal bernilai triliunan dolar melewati Laut Cina Selatan setiap tahunnya, dan cadangan minyak dan gas dalam jumlah besar yang belum dieksploitasi diyakini berada di bawah dasar lautnya, meskipun perkiraannya sangat bervariasi.

(blq/chri)

Read more