buku mimpi pembunuh

2024-10-08 03:46:53  Source:buku mimpi pembunuh   

buku mimpi pembunuh,no togel jambu,buku mimpi pembunuh

Jakarta, CNBC Indonesia- Kekhawatiran tentang perang dunia ketiga (PD 3) semakin melebar. Hal ini terkait penggunaan nuklir oleh negeri Presiden Vladimir Putin, Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan bahwa Rusia sedang dalam proses mengubah doktrin nuklirnya. Ini merujuk ke persyaratan yang menetapkan kondisi apa yang bisa digunakan agar senjata nuklir dapat beroperasi.

Baca:
PD 3 Tinggal 'Sejengkal', AS Temukan Senjata Tak Terkalahkan Putin

Mengutip CNBC International, hal ini terjadi di tengah serangan Ukraina ke wilayah Rusia, Kursk sejak 6 Agustus. Rusia melihat ini sebagai "eskalasi" perang dengan Ukraina yang didukung senjata Barat.

Rusia menyebut Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang mengirimkan senjata ke Ukraina, mendorong serangan lintas batas tersebut, dan membuat Kyiv mampu merebut hampir 500 mil persegi wilayah Rusia. Berbicara kepada kantor berita pemerintah Rusia TASS,Ryabkov mengatakan pemerintah sedang melakukan pekerjaan "pada tahap lanjut" untuk mengubah doktrin nuklir tersebut.

Baca:
Kronologi-Penyebab Demo Besar-besaran di Israel, Negara Bisa Lumpuh

"Ada arahan yang jelas untuk melakukan penyesuaian, yang juga dikondisikan oleh studi dan analisis pengalaman perkembangan konflik dalam beberapa tahun terakhir," katanya, dikutip Selasa (3/9/2024).

"Terkait dengan arah eskalasi lawan Barat kita sehubungan dengan SVO (operasi militer khusus)," tambahnya.

"Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah pertanyaan yang agak sulit, ... tapi ini tentang aspek terpenting untuk memastikan keamanan nasional kita," tegasnya lagi.


Isi Doktrin Nuklir Rusia Selama Ini

Perlu diketahui, sebelumnya, doktrin nuklir Rusia menyatakan bahwa Rusia berhak untuk menggunakan senjata nuklir sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata nuklir dan jenis senjata pemusnah massal lainnya terhadapnya dan/atau sekutunya. Ini pun termasuk agresi terhadap Federasi Rusia menggunakan senjata konvensional, ketika keberadaan negara itu terancam.

Kondisi lain yang dapat menentukan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia meliputi "penerimaan informasi yang dapat diandalkan tentang peluncuran rudal balistik yang menyerang wilayah Federasi Rusia dan (atau) sekutunya". Ini pun terkait "dampak musuh pada fasilitas negara atau militer yang sangat penting".

Dalam kebijakannya tahun 2020, Rusia tetap menggambarkan senjata nuklir sebagai "alat pencegahan" yang penggunaannya merupakan "tindakan yang ekstrem dan perlu". Rusia menyebut doktrin nuklirnya sebagai "bersifat defensif" dan mengatakan bahwa "mereka melakukan semua upaya yang diperlukan untuk mengurangi ancaman nuklir dan mencegah memburuknya hubungan antarnegara yang dapat memicu konflik militer, termasuk konflik nuklir".

Sejak Rusia menyerang Ukraina Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali menegaskan ancaman nuklit. Ia berpesan bahwa Moskow tidak akan ragu untuk mengerahkan senjata tersebut jika integritas dan kedaulatan teritorialnya sendiri terancam.

Pada bulan Mei misalnya, Rusia mengadakan latihan senjata nuklir taktis di dekat perbatasan Ukraina. Negeri itu juga telah menempatkan senjata tersebut di wilayah sekutunya, Belarus.

Senjata nuklir taktis atau non-strategis dirancang untuk digunakan di medan perang dan mampu menghapus target tertentu, seperti pangkalan militer atau pusat pelatihan. Meskipun senjata nuklir taktis tidak separah senjata nuklir strategis yang dapat memusnahkan seluruh kota, penggunaan senjata semacam itu akan menjadi eskalasi serius dalam perang, dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konfrontasi langsung dengan Barat.

"Kita harus mengklarifikasi apa yang dimaksud dengan penggunaan atau tidak penggunaan (senjata nuklir), serta skenario spesifik penggunaan senjata itu," kata Putin di Juni.

"Kita memiliki doktrin nuklir, dan semuanya sudah ditetapkan di sana... Doktrin itu menyatakan dengan jelas: senjata nuklir hanya dapat digunakan dalam kasus-kasus luar biasa, ketika ada ancaman terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara, dalam keadaan luar biasa," tegasnya.

Baca:
Media Asing Soroti Kunjungan Paus ke RI, Sebut Jakarta Mau Tenggelam

Perang Nuklir di Depan Mata

Sementara itu, Presiden Quantum Strategy David Roche mengatakan doktrin militer Rusia sebenarnya selalu membenarkan penggunaan senjata nuklir jika integritas teritorial Rusia terancam. Menurutnya ruang lingkup pembalasan Rusia cukup tidak terbatas.

"Serangan Ukraina di Kursk sebagai pengubah permainan", katanya.

"Operasi tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya konfrontasi nuklir karena merusak upaya NATO untuk menghindari 'eskalasi'," tegasnya.

"Dengan menginvasi Rusia, Ukraina telah menghancurkan sebagian besar 'anak tangga terbawah' pada tangga eskalasi yang ingin dipertahankan oleh Aliansi (NATO), dan khususnya AS," ujarnya.

Di sisi lain, analis Institut Studi Perang mengecilkan komentar Ryabkov. Ia menyatakan seruan nuklir hanya untuk mendorong Barat agar menahan diri dan mengurangi dukungannya terhadap Ukraina.

Baca:
Momen Paus Tiba di Jakarta, Pakai Pesawat Komersial-Mobil Innova Zenix

(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Ketar-Ketir, Putin Ubah Aturan Penggunaan Senjata Nuklir

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Awas PD3 'Sejengkal', AS Izinkan Ukraina Serang Rusia, Putin Warning

Read more