nomor togel 82

2024-10-07 14:35:42  Source:nomor togel 82   

nomor togel 82,monitoring pergerakan kapal penyeberangan merak bakauheni,nomor togel 82Jakarta, CNN Indonesia--

JD Vance, calon wakil presiden Amerika Serikat dari Donald Trump, tak peduli dengan invasi Rusia di Ukraina.

Vance merupakan salah satu politikus yang menentang keras bantuan AS ke Ukraina.

Lihat Juga :
Kenapa Penembakan oleh Crooks Dinilai Untungkan Trump di Pilpres AS?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS telah mengucurkan bantuan militer puluhan miliar dolar untuk Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.

Vance dan sekutu Trump lain di Kongres menilai AS tak bisa terus mendanai perang tanpa batas waktu.

Lihat Juga :
FBI Masih Kesulitan Ungkap Motif Penembak Trump, Thomas Crooks

Bagi Vance, negara-negara Eropa terlalu mengandalkan AS untuk keamanan. Dia lantas menganjurkan peralihan agar pemerintah fokus ke Asia Timur.

"Negara-negara NATO tidak dapat menjadi klien kesejahteraan AS," kata Vance kepada Fox News bulan Juni.

Jika Trump dan Vance menang pemilu yang akan digelar pada November, sejumlah pihak menduga AS akan mempertimbangkan bantuan ke Ukraina.

Trump juga sempat mengatakan akan mengakhiri konflik Rusia dan Ukraina. Sikap dia memicu kekhawatiran dorongan negosiasi yang tak menguntungkan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky karena kecenderungan ke Rusia.

Namun, Zelensky menegaskan tak khawatir soal prospek bantuan Negeri Paman Sam ke Ukraina di bawah Trump.

Pilihan Redaksi
  • Profil Usha Vance, Istri JD Vance Sang Cawapres Pendamping Trump
  • Komisi Eropa Boikot Presiden Hungaria usai PM Temui Putin di Moskow

"Saya pikir jika Donald Trump menjadi presiden, kami akan bekerja sama. Saya tak khawatir soal ini," ujar Zelensky saat konferensi pers, Senin.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller juga punya pandangan serupa.

Dia mengatakan masyarakat AS sangat mendukung kelanjutan bantuan untuk Ukraina dan ingin negara itu mempertahankan diri dari agresi Rusia.

"Bukan hanya rakyat Amerika tapi juga mayoritas bipartisan di kedua majelis Kongres," kata Miller.

(isa/rds)

Read more