sultan toto togel

2024-10-08 05:47:40  Source:sultan toto togel   

sultan toto togel,seribu mimpi 3d bergambar,sultan toto togel

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia terpantau stagnan meskipun perang Arab memanas. Kekhawatiran pasokan yang bertambah mengimbangi kabar perang timur tengah.

Berdasarkan data Refinitiv harga minyak dunia per Selasa (1/10/2024) pukul 10.00 WIB untuk kontrak Brent tercatat US$71,89 per barel, naik tipis 0,17%. Sementara acuan WTI naik 0,28% menjadi US$68,35 per barel.

Pasar minyak berada di bawah tekanan karena pertumbuhan permintaan yang lebih lemah dari perkiraan tahun ini, terutama di China, importir minyak mentah terbesar di dunia. Kekhawatiran tentang permintaan ini semakin diperkuat pada hari Senin setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur negara tersebut menyusut untuk bulan kelima pada September.

Pada hari Senin, harga Brent berjangka mengakhiri September turun 9%, penurunan bulanan ketiga berturut-turut dan penurunan bulanan terbesar sejak November 2022. Harga Brent anjlok 17% pada kuartal ketiga, penurunan kuartalan terbesar dalam setahun. WTI turun 7% bulan lalu dan turun 16% selama kuartal tersebut.

Meskipun ada kekhawatiran tentang permintaan, ketegangan yang meningkat antara Israel dan kelompok militan Islam Hezbollah di Lebanon telah meningkatkan potensi Iran, produsen minyak utama dan anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang mendukung milisi tersebut, untuk terlibat langsung dalam konflik dan mungkin mengganggu ekspor minyak dari wilayah tersebut.

Militer Israel memulai serangan terbatas, lokal, dan terarah terhadap target-target Hezbollah di daerah perbatasan Lebanon selatan, kata mereka dalam sebuah pernyataan pada Selasa dini hari.

Baca:
Jelang Rilis Data Inflasi, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 15.145/US$

Namun, produsen utama diperkirakan akan meningkatkan produksi mereka sebelum akhir tahun ini.

"Minyak mentah sedikit berubah karena para pedagang menilai prospek di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

"Risiko gangguan pasokan di Timur Tengah diimbangi oleh prospek kenaikan produksi dari OPEC. Meskipun ada upaya untuk menstabilkan pasar minyak, harga tetap berada di bawah tekanan," tambah mereka.

OPEC+, yang terdiri dari anggota OPEC dan sekutunya seperti Rusia, dijadwalkan untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada Desember.

Stok minyak mentah dan bahan bakar AS diperkirakan turun sekitar 2,1 juta barel pada minggu yang berakhir 27 September, menurut jajak pendapat awal Reuters yang dirilis pada Senin.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras) Saksikan video di bawah ini:

Video: Timur Tengah Kian Panas, Emas & Minyak Ikut Membara?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Stok Minyak AS Menipis, Harga Minyak Mentah Menguat

Read more