ambulan togel

2024-10-09 21:16:56  Source:ambulan togel   

ambulan togel,mbahtoto login,ambulan togelJakarta, CNN Indonesia--

Pendaratan manusia pertama di Bulan yang dilakukan Neil Armstrong dalam misi Apollo 11 pada 20 Juli 1969 rutin diserang teori konspirasi. Kini, film 'Fly Me to The Moon' bak menyokong teori-teori itu. Simak faktanya.

Kalimat pertama dari Armstrong ketika menginjak permukaan Bulan itu kemudian menjadi ungkapan yang melegenda: "one small step for man, one giant leap for mankind (Satu langkah kecil bagi [seorang] manusia, satu lompatan besar bagi umat manusia)"

Berpuluh tahun kemudian, langkah kaki Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan itu masih saja diselubungi teori konspirasi dan hoaks meski tudingan-tudingan itu sudah ditepis para pakar termasuk lewat bukti-bukti ilmiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, tim dari NASA yang turut serta mendukung film itu buru-buru membantahnya.

"Tidak ada bukti apa pun bahwa NASA pernah memalsukan perjalanan di Bulan," kata Bill Barry, kepala sejarawan NASA (2010-2020), yang menjadi konsultan naskah film ini, kepada TIME.

Pemerintah juga tidak merekrut pakar humas atau PR untuk mengawasi pembuatan film pendaratan palsu di Bulan jika misi tersebut gagal.

Lihat Juga :
ON THIS DAYCerita 55 Tahun Pendaratan Pertama Manusia di Bulan dan Warisannya

"Tidak ada upaya khusus untuk 'menjual' program Apollo-terutama yang ditujukan untuk mengumpulkan dana bagi badan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung," kata Barry.

Menurut Richard Jurek, salah satu penulis buku non-fiksi 'Marketing the Moon: The Selling of the Apollo Lunar Program', tiga perempat dari sekitar 400 ribu orang yang bekerja pada misi ke Bulan berasal dari kontraktor swasta.

Perusahaan swasta itu menyediakan layanan yang diizinkan untuk dipasarkan.

"Mereka adalah orang-orang yang membuat perlengkapan pers NASA dan melakukan kampanye," kata Jurek. "Mereka harus mendapatkan izin NASA untuk melakukannya, tetapi mereka sendiri yang melakukan kampanye [iklan] itu."

Mengutip dari USA Today, Rose Gilroy, penulis skenario film, mengaku pembuatan kisah ini memerlukan izin dari NASA.

Para pakarnya pun diterjunkan buat memberikan bantuan kepada Gilroy untuk meneliti transkrip insinyur peluncuran dan membaca buku-buku yang belum pernah terungkap sebelumnya.

"Ini tentang betapa mudanya para insinyur ini pada zaman Apollo, dan seberapa besar budaya Wild West," kata Gilroy. "Saya rasa saya membaca hampir semua buku tentang pendaratan di Bulan."

Karakter-karakter yang ditampilkan dalam Fly Me to The Moon juga tak sepenuhnya nyata.

Lihat Juga :
Ilmuwan Temukan Gua di Bulan, Cek Lokasi dan Manfaatnya

Teori konspirasi & bantahan pakar

Mengutip situs resmi NASA, Apollo 11 adalah misi untuk menuntaskan target nasional yang ditetapkan Presiden AS saat itu John F Kennedy yang ingin membawa manusia ke Bulan dan kemudian kembali ke Bumi.

Apollo 11 diluncurkan dari Cape Kennedy, AS, 16 Juli 1969. Awak misi ini terdiri dari Komandan Neil Armstrong, Pilot Modul Komando Michael Collins, dan Pilot Modul Lunar Edwin "Buzz" Aldrin.

Mereka mendarat di Bulan pada 20 Juli 1969.

Pencapaian itu tak lepas dari berbagai teori konspirasi yang intinya menuding para astronaut itu tidak pernah benar-benar menginjakkan kaki di Bulan.

NASA termasuk juga para pakar dunia selama berBulan-Bulan, bertahun-tahun, berpuluh tahun, dan berdekade-dekade sudah membantah tiap tudingan tersebut. Namun tetap saja, selalu ada pihak yang menganggap misi itu palsu.

"Kita dibanjiri informasi online. Ada lebih banyak data yang diproduksi dalam dua tahun terakhir ketimbang seluruh sejarah umat manusia," kata Anu Ojha, Direktur National Space Centre Discovery, dikutip dari situs Royal Museum Greenwich.

Di antara berbagai teori konspirasi pendaratan Bulan, beberapa sangat familiar di publik. 

Beberapa  di antaranya adalah efek bayangan palsu. Ojha mengatakan bayangan Armstrong di Bulan itu asli. Namun, ia mengakui efek bayangan itu bisa diproduksi ulang di Bumi. Ojha menyebut foto dengan bayangan semacam itu bisa dibuat saat matahari dalam posisi rendah.

Kemudian teori pemalsuan bendera berkibar di Bulan. Ojha mengatakan jika dilihat lebih teliti lagi, foto itu menunjukkan sebuah tiang teleskopik yang diperpanjang di tepi atas bendera untuk membuatnya berkibar.

"Karena sudah diatur seperti ini, tampaknya melambai-lambai ditiup angin," jelas Ojha. "Terlihat kusut karena empat hari dalam perjalanan ke Bulan," imbuhnya.

Lihat Juga :
Alasan Orang Masih Percaya Teori Konspirasi Pendaratan di Bulan

Dan, terakhir adalah jika mendarat di Bulan itu menguntungkan mengapa nihil perjalanan ke satelit Bumi itu setelahnya.

Ojha mengatakan sepanjang 1970-an sebetulnya ada ambisi untuk membangun pangkalan Bulan permanen sebelum beralih ke tantangan eksplorasi ruang angkasa besar berikutnya: Mars. Namun, itu tidak pernah terjadi, bukan karena konspirasi besar, melainkan faktor geopolitik.

"Jawabannya adalah kami mengubah prioritas kami," kata Ojha "Dari kombinasi Perang Vietnam, tetapi juga ada elemen pemikiran geopolitik, 'Kami telah memenangkan perlombaan'. Sama seperti kami pandai melakukan sains di Bulan, lalu kami meninggalkannya."

Fokus misi angkasa kemudian beralih ke program Pesawat Ulang-alik dan, terakhir, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang telah dihuni secara permanen oleh tim astronaut sejak November 2000.

Namun, itu tidak berarti manusia tidak bisa kembali ke Bulan di masa depan. Misi Artemis NASA sudah menyusun jadwal ketat untuk melakukannya. Tak cuma Bulan, bahkan ke Mars.

[Gambas:Video CNN]

(kid/kid)

Read more