pertandingan liga primer mesir

2024-10-08 00:06:58  Source:pertandingan liga primer mesir   

pertandingan liga primer mesir,enter4d,pertandingan liga primer mesirJakarta, CNN Indonesia--

Jaringan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY) secara resmi mendeklarasikan pembubaran diri. Sebanyak 153 eks anggota menyatakan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Deklarasi pembubaran diselenggarakan di LPP Garden Hotel, Depok, Sleman difasilitasi oleh Densus 88 Mabes Polri, Sabtu (31/8).

Melalui pernyataan yang dibacakan bersama, mereka mendukung pembubaran JI oleh para masyaikh atau guru di Sentul, Bogor, tanggal 30 Juni lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan eks anggota itu lalu menyanyikan lagu Bagimu Negeri bersama-sama.

Lihat Juga :
Pakar Sebut Daulah Islamiyah Hasil Gabungan Mantan JI dan JAD

Deka, salah seorang eks tokoh JI DIY yang mewakili ratusan mantan anggota lainnya juga meminta maaf kepada pemerintah yang selama ini direpotkan dengan aktivitas mereka.

Permintaan maaf juga disampaikan kepada Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Kami juga meminta maaf kepada Sinuwun, Sri Sultan Hamengku Buwono, kami ingin kembali sebagai anggota warga masyarakat Jogja yang siap andhap asor, toleransi, siap untuk dibimbing, dibina sehingga menjadi masyarakat yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan bangsa ini," tutur Deka.

Eks Ketua Majlis Fatwa JI, Imtihan Syafii menuturkan, deklarasi di DIY merupakan salah satu wujud dukungan pembubaran JI di Sentul, Bogor, akhir Juni lalu.

Sejak pemerintah menyatakan sebagai organisasi terlarang, JI mencapai titik balik. Setelah rangkaian kajian dan evaluasi diri, para senior di organisasi menyadari adanya kekeliruan dalam berilmu selama ini.

Lihat Juga :
Polisi Terjunkan 4 Ribu Personel Amankan Kunjungan Paus Fransiskus

"Ketika kita mendapati ada kekeliruan, maka kita harus jujur kepada ilmu dan siap untuk mengubah pandangan kita. Jadi, kami para senior berkesimpulan sekarang harus kita berubah dari ijtihad dari yang sebagian aktivitasnya tidak secara langsung sebenarnya, akan tetapi ada potensi disikapi secara tidak tepat, bahkan cenderung menimbulkan kerusakan," kata Imtihan.

Imtihan mencotohkan, kasus bom Bali atau kasus mutilasi tiga orang siswi di Poso pada tahun 2000an itu terjadi bukan atas arahan, persetujuan, maupun fatwa petinggi JI. Melainkan ekses dari suatu pemahaman yang disalahtafsirkan oleh sebagian anggota di bawah. Klaimnya, para petinggi juga pernah melarang anggota yang berinisiatif melakukan tindakan di luar program organisasi.

"Karena itu supaya kita tetap bisa beramal sesuai perintah Allah, salah satu yang kita lalukan membubarkan ini, sehingga ketika ada orang yang melakukan, mereka tidak bisa lagi mengatasnamkan itu amalnya JI. Itu salah satunya saja," ungkapnya.

Lihat Juga :
Iran Sebut Mossad Israel Gentayangan di 28 Negara

Imtihan berharap, pemerintah setelah ini masih ingin terlibat dalam membuat para eks JI menjadi warga negara yang baik, sekaligus mempersempit kesenjangan yang ada.

Arif Siswanto, senior JI lainnya mengatakan, pihaknya tak ingin anak biologis maupun ideologisnya teralienasi dari proses besar dalam berbangsa dan bernegara.

Masyarakat boleh jadi skeptis dengan pertaubatan eks JI, tapi dia berharap tak ada perundungan dari masyarakat yang justru bisa membuat mantan anggota kembali berpaling dari NKRI.

"Kami betul-betul tulus, itu semuanya akan dibuktikan dengan proses waktu," tegasnya.

Deklarasi pembubaran JI ini sendiri telah dilakukan di 29 wilayah yang diikuti total sekitar 80 persen dari kurang lebih enam ribuan anggota secara keseluruhan se-Indonesia. Kata Arif, keikutsertaan para eks anggota merupakan suatu bentuk kejujuran dan keterpanggilan hati dari masing-masing individu.

"Sejatinya sudah tidak ada lagi hubungan ketaatan, karena sudah tidak ada lagi struktur organisasi. Itu kan berarti keterpanggilan hati yang Masya Allah, namun juga ada satu dua yang meragukan, mempertahankan prinsip-prinsip lama, kalaupun ada seperti itu jumlahnya tak perlu dikhawatirkan," pungkasnya.

(kum/sur)

Read more