cabang atletik lompat

2024-10-08 04:26:46  Source:cabang atletik lompat   

cabang atletik lompat,fin4d toto,cabang atletik lompatJakarta, CNN Indonesia--

Serangan berbalas Israelterhadap pangkalan militer Irandi kota Isfahan menambah ketegangan di Timur Tengah.

Gempuran terjadi setelah Iran menyerang Israel dengan lebih dari 300 drone dan rudal pada Sabtu (13/4). Iran mengklaim serangannya sebagai balasan atas serangan Israel di Konsulat Jenderal yang berada di Damaskus, Suriah pada awal bulan lalu.

Israel yang melancarkan serangannya pada Jumat (19/4) dini hari telah mendapatkan peringatan dari negara-negara Barat. Namun, Tel Aviv bersikeras untuk tetap menyerang balik Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Kronologi Israel Serang Kota Isfahan Iran Pakai Drone

Lalu, kenapa Israel memutuskan menyerang Iran?

Menurut sejumlah ahli, serangan Israel yang mengincar salah satu pangkalan militer Iran bertujuan sebagai gertakan.

Seorang eks jenderal AS Mark MacCarley berpendapat bahwa serangan Israel menjadi suatu dilema yang harus mereka lakukan untuk mengirim sebuah pesan.

"Orang-orang Israel harus membalas, tapi pada saat yang sama, di dalam pembalasan itu ada sebuah pesan, yaitu, 'Ya, kita bisa melewatinya. Jangan lakukan itu lagi. Jika Anda melakukannya lagi, maka semua kekacauan akan terjadi," ujar MacCarley yang dikutip CNN.

Israel bertujuan mengincar kota Isfahan sebagai wilayah strategis pertahanan. Pasalnya, Isfahan menjadi wilayah yang penting bagi Iran untuk mengembangkan sejumlah penelitian.

Mulai dari fasilitas penelitian nuklir hingga pangkalan udara dan militer membuat salah satu kota Negeri Persia tersebut diincar oleh Tel Aviv.

Ini karena Iran mempunyai teknologi dan bahan baku Uranium untuk membuat bom nuklir yang mengguncang perhatian komunitas internasional.

Ketidakmampuan Israel untuk meningkatkan tensi perang

Sejumlah pengamat menilai Israel tidak akan mampu jika berusaha meningkatkan ketegangan konflik pada level yang lebih luas.

Direktur lembaga riset Carnegie Middle East Center Maha Yahya, Israel membutuhkan dukungan dari negara-negara Barat untuk bisa menang jika ingin meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.

Lihat Juga :
Israel Diklaim Lepaskan Rudal-rudal Jarak Jauh ke Pangkalan Udara Iran

"Israel tidak memiliki kapasitas untuk melakukan perang habis-habisan dalam jangka panjang tanpa dukungan eksternal. Israel memerlukan komitmen Amerika Serikat untuk terus menyediakan senjata. Israel bergantung pada Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya di sejumlah lini militer," ujar Yahya.

Namun, AS sebagai perwakilan dari negara Barat yang aktif di Timur Tengah enggan untuk membersamai Israel melawan Iran.

Meskipun sejumlah sekutu Israel membantu pihaknya menangkal serangan rudal Iran yang memasuki Tel Aviv, mereka tak ingin ikut campur jika bertujuan untuk melakukan penyerangan secara ofensif.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi mengungkap bahwa Israel akan menerima dampak yang lebih besar jika tetap bersikeras meningkatkan tensi konflik di Timur Tengah.

"Saya kira itu bisa merugikan Israel sendiri apabila negara sekutu ternyata juga tidak memberikan dukungan dalam bentuk serangan ofensif yang lebih luas ke wilayah Iran," ungkap Yon saat ditanyai CNNIndonesia.com.

Lihat Juga :
Fakta-fakta Terbaru Israel Serang Balik Iran

Hingga saat ini, militer Israel masih belum memberikan pernyataan resmi soal serangan balik Negeri Zionis tersebut terhadap salah satu pangkalan militer Iran.

Negara-negara Barat pun kian menyoroti tingkah laku Israel yang dianggap dapat mengancam keamanan di Timur Tengah.

(val/bac)

Read more