mistik 9 togel

2024-10-08 04:28:56  Source:mistik 9 togel   

mistik 9 togel,pesona toto,mistik 9 togel

  • Pasar keuangan Tanah Air secara mayoritas lesu pada perdagangan kemarin, kecuali rupiah yang kembali bergairah kemarin hingga makin dekati level psikologis Rp 15.000/US$
  • Wall Street ditutup beragam pada perdagangan kemarin
  • Pasar akan memantau sentimen dari global terutama terkait rilis data klaim pengangguran mingguan AS, data final ekonomi AS pada kuartal II-2024, pidato Powell terkait arah suku bunga ke depannya.

Jakarta, CNBC Indonesia- Mayoritas pasar keuangan Tanah Air terpantau lesu pada perdagangan Rabu (25/9/2024) kemarin, di mana hanya rupiah yang perkasa kemarin. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Surat Berharga Negara (SBN) berakhir lesu.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih volatile hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup melemah 0,48% ke posisi 7.740,9. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.700 kemarin, meski sempat terkoreksi ke level psikologis 7.600.

Nilai transaksi IHSG pada kemarin mencapai sekitar Rp 19,6 triliun dengan melibatkan 30 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak228saham terapresiasi,370 saham terdepresiasi, dan 200 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penekan utama yakni sebesar 1,37%. Sedangkan dari sisi saham, penekan utama berasal dari dua saham perbankan raksasa yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) masing-masing sebesar 28,75 dan 19,98 indeks poin.

Investor asing mulai melepas saham-saham di RI, di mana penjualan bersih (net sell) asing mencapai Rp 1,86 triliun di seluruh pasar dengan rincian sebesar Rp 1,99 triliun di pasar reguler, tetapi di pasar tunai dan negosiasi asing masih mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 136,52 miliar.

Sementara itu di Asia-Pasifik, bursa sahamnya terpantau beragam, di mana indeks KOSPI Korea Selatan menjadi yang paling parah koreksinya yakni ambruk 1,34%. Sedangkan TAIEX Taiwan menjadi yang paling kencang penguatannya kemarin yakni melesat 1,47%.

Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia-Pasifik pada perdagangan Rabu kemarin.

Sedangkan untuk mata uang rupiah pada perdagangan kemarin kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan makin dekati level psikologis Rp 15.000/US$. Berdasarkan data Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan kemarin di posisi Rp 15.095/US$ di pasar spot, menguat 0,56%.

Sementara di Asia, mata uangnya beragam, di mana yen Jepang menjadi yang paling buruk yakni merosot 0,75%. Sedangkan peso Filipina menjadi yang paling kencang penguatannya kemarin yakni mencapai 0,6%.

Berikut pergerakan rupiah dan mata uang Asia pada perdagangan Rabu kemarin.

Adapun di pasar surat berharga negara (SBN), pada perdagangan kemarin berbalik melemah, terlihat dari imbal hasil (yield) yang berbalik naik.

Melansir data dari Refinitiv, yieldSBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara terpantau naik tipis 0,1 basis poin (bp) menjadi 6,442%.

Yieldberlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yieldmenunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%. Ketika yieldnaik, maka tandanya investor sedang melepas SBN.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pelemahan IHSG adalah langkah pemerintah China melalui bank sentralnya yakni People's Bank of China (PBoC) yang meluncurkan stimulus besar-besaran untuk memulihkan ekonomi mereka yang sedang tertekan.

Stimulus ini termasuk pemangkasan rasio cadangan perbankan dan suku bunga, yang membuat investor asing lebih tertarik ke pasar saham China. Kondisi ini menyebabkan aliran dana asing berpindah dari Indonesia ke China. Terlihat dari asing yang mulai deras melepas saham-saham di RI kemarin.

Investor mulai beralih ke pasar saham China yang dinilai lebih prospektif, terutama di sektor properti, elektronik, dan otomotif.

Baca:
Saham Bank Kebakaran, IHSG Ditutup Koreksi!

Stimulus yang diluncurkan oleh China diharapkan mampu mendorong sektor-sektor tersebut untuk bangkit kembali, yang berkontribusi besar terhadap ekonomi mereka.

Ketidakpastian pasar saham Indonesia akibat sentimen global dan aksi profit takingsemakin memperburuk kondisi IHSG. Apalagi, IHSG sudah mengalami penguatan dalam sebulan terakhir dan sudah beberapa kali mencetak rekor, sehingga memantik pasar untuk melakukan aksi profit taking.

Namun, rupiah melanjutkan penguatannya kemarin, juga karena mendapat sentimen positif dari stimulus China. Langkah PBoC ini memberikan kelonggaran bagi sektor properti dan rumah tangga di China, meskipun ada kekhawatiran terkait profitabilitas perbankan. Kombinasi sentimen negatif dari AS dan stimulus dari China menciptakan momentum positif bagi rupiah.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup bervariasi dengan mayoritas melemah pada perdagangan Rabu kemarin atau Kamis dini hari waktu Indonesia karena investor menunggu indikator ekonomi dan sinyal tentang pemotongan suku bunga yang akan datang.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau merosot 0,7% ke posisi 41.914,75 dan S&P 500 melemah 0,19% ke 5.722,26. Sedangkan Nasdaq Composite melanjutkan penguatan yakni naik tipis 0,04% menjadi 18.082,21.

Dow Jones dan S&P 500 pun berbalik arah ke zona merah setelah dua hari beruntun mencetak rekor tertinggi baru (all time high/ATH).

Bergairahnya tiga indeks utama Wall Street pada perdagangan Senin dan Selasa lalu memperkuat harapan untuk soft landingsetelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga acuan pada pekan lalu.

Namun, laporan sentimen konsumen AS yang lemah pada Selasa lalu menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.

Bahkan, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung naik karena kekhawatiran bahwa kondisi keuangan yang lebih longgar dapat memicu kembali inflasi.

Yield Treasury AS tenor 10 tahun yang merupakan obligasi acuan AS naik 5,3 basis poin (bps) menjadi 3,789%.

Adapun berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps oleh The Fed pada pertemuan November mendatang telah meningkat menjadi 57,4%.

"Apa yang terjadi pada komoditas dan bahan baku, dan lain-lain., merupakan reaksi terhadap... 'hei, bagaimana jika Tiongkok dapat tumbuh lagi?' Dan hal itu berdampak pada bidang lain, (dan) membantu perekonomian lain," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt di Atlanta, dikutip dari Reuters.

Namun, langkah The Fed yang memangkas suku bunga acuannya berpotensi mematahkan histori Wall Street yang biasanya merana pada September, karena adanya fenomena September Effectdan cenderung dihindari oleh pelaku pasar.

Namun pada tahun ini, tampaknya fenomena tahunan tersebut cenderung tidak sebesar seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kini setelah The Fed mulai menurunkan suku bunga, ekonomi menjadi fokus yang lebih besar bagi para pasar.

Terkait data, penjualan rumah baru AS turun 4,7% pada Agustus lalu menjadi 716.000, turun dari angka revisi Juli lalu sebesar 751.000. Para investor juga akan mencermati klaim pengangguran mingguan yang akan dirilis Kamis hari ini.

Pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, terutama terkait dengan memanasnya kembali ketegangan di Timur Tengah yang membuat harga komoditas kembali menguat.
Beragamnya Wall Street menjadi pengingat jika sentimen pasar hari ini bisa berbeda arah dan berubah dengan cepat.

Berikut sentimen pasar yang perlu dicermati oleh pelaku pasar pada hari ini.

Asing Mulai Melepas Saham-Saham RI

Setelah hampir sebulan asing memburu saham-saham RI, pada perdagangan kemarin tampaknya asing mulai melepasnya, di mana berdasarkan data pasar, net sellasing mencapai Rp 1,86 triliun di seluruh pasar dengan rincian sebesar Rp 1,99 triliun di pasar reguler, tetapi di pasar tunai dan negosiasi asing masih mencatatkan net buysebesar Rp 136,52 miliar.

Asing tercatat melepas beberapa saham dengan kapitalisasi pasar besar, terutama perbankan raksasa. Kemarin, asing tercatat melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) hingga mencapai Rp 1,6 triliun, disusul saham PT Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp 556,8 miliar.

Alhasil, kedua saham pun ambles dan membebani IHSG. BBRI ditutup ambruk 3,62% ke posisi Rp 5.325/unit dan membebani IHSG sebesar 28,75 indeks poin. Begitu juga BMRI yang ambles 3,03% menjadi Rp 7.200/unit dan menekan IHSG sebesar 19,98 indeks poin.

 

IHSG Rawan Koreksi karena Profit Taking

Berdasarkan chartanalisis, IHSG masih berada di jalur uptrend, akan tetapi setelah menyentuh level tertingginya pada Kamis pekan lalu (19/9/2024) di level 7.905,39, IHSG mengalami koreksi dan penurunan hingga berlanjut pada perdagangan kemarin, meski pada penutupan IHSG berhasil memangkas koreksinya, dari sebelumnya sempat ambruk lebih dari 1%.

Secara Minor Trend Chart, IHSG perlu melakukan aksi konsolidasi atau beristirahat sejenak agar mampu kembali menuju uptrend-nya kembali.

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, kepada CNBC Indonesiamengatakan penguatan IHSG pada Senin dan Selasa pekan ini tidak terlalu meyakinkan untuk menggerakkan IHSG menguat kemarin dan pada akhirnya IHSG pun merana.

"Pasar terlalu mengalami euforia karena stimulus sepertinya untuk China saja. Hanya bursa China yang menguat," tutur Nafan, kepada CNBC Indonesia.

Kemudian secara fundamental, IHSG terjadi aksi profit takingterlepas dari kebijakan bank sentral China untuk menggelontorkan stimulus tingkat suku bunga acuan dengan menggelontorkan stimulus.

 

Investor Asing Lari ke China?

Pemerintah China melalui bank sentral (PBoC) mengagetkan dunia dengan rencananya meluncurkan stimulus moneter dan dukungan bagi pasar properti secara besar-besaran. Ini langkah baru pemerintah China untuk menghidupkan kembali ekonomi yang masih tertekan deflasi.

Gubernur PBoC, Pan Gongsheng bersama pejabat regulator keuangan lainnya mengatakan, bank sentral akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan. Rasio persyaratan cadangan alias giro wajib minimum dipangkas 50 bps.

PBoC juga akan memangkas suku bunga repo tujuh hari sebesar 0,2 poin persentase menjadi sebesar 1,5%. Suku bunga deposito dan suku bunga lainnya juga akan turun.

Langkah ini yang dapat memberikan sedikit keringanan bagi rumah tangga tetapi menimbulkan kekhawatiran terkait profitabilitas bank. Pan tidak menyebutkan kapan langkah-langkah tersebut akan mulai berlaku.

Sebelumnya, perekonomian China tumbuh jauh lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal kedua 2024. Pertumbuhan ekonomi China terbebani krisis properti yang berkepanjangan dan kekhawatiran konsumen tentang keamanan kerja.

Nafan menilai pasar saham China kini bisa menjadi menarik dengan adanya stimulus sehingga investor asing dapat berpindah ke bursa saham China.

Stimulus yang dilakukan pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan laju aktivitas bisnis, termasuk properti, elektronik dan otomotif.

Dengan suku bunga rendah di China, maka sektor elektronik dan otomotif akan menjadi daya tarik bagi investor. Sektor properti yang berkontribusi 25% lebih ke ekonomi China juga diharapkan bangkit setelah hancur karena skandal.

 

Data Klaim Pengangguran AS

Pada malam hari ini, AS akan merilis data klaim pengangguran awal. Tercatat pada periode sebelumnya, klaim pengangguran berkelanjutan di AS menurun menjadi 1.829 ribu untuk minggu yang berakhir pada 7 September 2024, turun dari 1.843 ribu yang direvisi pada minggu sebelumnya.

Angka ini di bawah ekspektasi pasar sebesar 1.850 ribu dan menandai level terendah dalam lebih dari setahun.

Masih di hari yang sama, AS juga akan merilis data klaim pengangguran awal. Tercatat pada periode sebelumnya, jumlah warga yang mengklaim tunjangan pengangguran di AS turun 12.000 dari minggu sebelumnya menjadi 219.000 pada periode yang berakhir 14 September, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 230.000, dan mencapai titik terendah baru dalam 4 bulan.

Meskipun terjadi penurunan ini, jumlah klaim tetap di atas rata-rata yang terlihat awal tahun ini, karena pasar tenaga kerja AS telah melemah sejak puncaknya pascapandemi, meskipun secara historis tetap ketat.

 

Data Final Pertumbuhan Ekonomi AS Pada Kuartal II-2024

Pada malam hari ini, AS juga akan merilis data final dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2024.

Konsensus pasar memperkirakan PDB final AS pada kuartal II-2024 meningkat dari sebelumnya pada perkiraan kedua sebesar 1,4%, menjadi 3%.

Semua bukti yang tersedia menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mungkin telah berhasil mengendalikan inflasi tanpa menyebabkan resesi.

Dalam jangka pendek, laju pemotongan suku bunga yang lebih cepat oleh The Fed akan memungkinkan rumah tangga untuk menanggung lebih banyak utang dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan dalam belanja konsumen.

Ditambah dengan konsumsi pemerintah yang meningkat, diprediksi ekonomi AS akan tumbuh sebesar 2,7% tahun ini.

 Pidato Powell dan Beberapa Pejabat The Fed

Pidato beberapa pejabat The Fed masih akan berlanjut hingga hari ini. Adapun pada hari ini, beberapa pejabat The Fed yang akan memberikan pidatonya yakni The Fed Boston Susan M. Collins, Gubernur The Fed Adriana D. Kugler, Presiden The Fed New York John C. Williams, dan Wakil Gubernur The Fed Michael S. Barr.

Bahkan, Ketua The Fed Jerome Powell pada hari ini juga akan berpidato dan memberikan isyarat lebih lanjut tentang suku bunga kedepannya. Pasar tampaknya akan mengantisipasi pidato Powell dan beberapa pejabat The Fed pada hari ini.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. Mandiri Macro Market Brief (14.20 WIB)
  2. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan menggelar ekspose hasil pengawasan produk baja (08.30 WIB)
  3. Meeting minutes bank sentral Jepang (06:50 WIB)
  4. Reserve Bank of Australia Financial Stability Review (08:30 WIB)
  5. ECB General Council Meeting (14:00 WIB),
  6. Buletin ekonomi bank sentral Eropa (15:00 WIB),
  7. Rilis data final pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat periode kuartal II-2024 (19:30 WIB),
  8. Rilis data klaim pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 21 September 2024 (19:30 WIB),
  9. Pidato The Fed Collins (20:10 WIB),
  10. Pidato The Fed Kugler (20:10 WIB),
  11. Pidato Ketua The Fed Powell (20:20 WIB),
  12. Pidato The Fed Williams (20:25 WIB),
  13. Pidato The Fed Barr (21:30 WIB).

 

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Kino Indonesia Tbk (10:00 WIB),
  2. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Solusi Sinergi Digital Tbk (10:00 WIB),
  3. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT M Cash Integrasi Tbk (14:00 WIB).

 

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Next Page Wall Street. Dituup Beragam., Mayoritas Melemah
Pages Next

Read more