paito new york mid

2024-10-08 04:24:05  Source:paito new york mid   

paito new york mid,erek erek anting anting,paito new york mid

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas semakin terperosok. Harga emas di pasar global telah meninggalkan level US$2.500 dan telah turun selama tiga hari beruntun. Pelemahan emas ditengah penantian data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga yang akan segera diumumkan oleh The Federal Reverse (The Fed).

Pada perdagangan Selasa (3/9/2024) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,26% di level US$2.492,76 per troy ons. Pelemahan tersebut menjadikan penurunan harga emas selama tiga hari beruntun. Selama tiga hari tersebut harga emas sudah ambruk 1,1% dan membuat sang logam mulia terperosok ke bawah level US$ 2.500/try ons.

Sementara, pada pukul 06.21 WIB Rabu (4/9/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,03% di posisi US$2.493,11 per troy ons.

Harga emas  kembali melemah pada perdagangan Selasa, dimana fokus pasar beralih ke data pekerjaan AS yang akan datang, yang dapat memberikan wawasan tentang sejauh mana penurunan suku bunga yang diharapkan oleh The Fed pada bulan ini.

Menurut analis di Quantitative Commodity Research, pasar emas saat ini terpecah antara mereka yang menilai seberapa dalam potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September dan mengantisipasi pemangkasan lebih lanjut dalam pertemuan-pertemuan berikutnya.

Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, menjelaskan jika pelemahan emas saat ini adalah dampak dari proyeksi dan ekspektasi berlebihan pada periode sebelumnya.

"Kami melihat bukti bahwa posisi spekulatif dalam emas saat ini telah mencapai batas maksimalnya untuk sementara waktu. Saya rasa level di mana emas mendapatkan tekanan dari kenaikan dolar mencerminkan pandangan kami tentang posisi ini," kata Daniel Ghali, kepada Reuters.

Indeks dolar terbang ke 101,743 atau posisi tertinggi sejak 20 Agustus 2024. Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury berdampak negatif ke emas. Pembelian emas dikonversi ke dolar sehingga kenaikan dolar AS membuat emas menjadi makin mahal untuk dibeli sehingga mengurangi pembelian.

Baca:
Harga Emas Masih dalam Ancaman, Jatuh ke Bawah Level US$ 2.500

Saat ini, para pelaku pasar melihat peluang sebesar 31% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan The Fed tanggal 17-18 September, dengan peluang sebesar 69% untuk pemangkasan seperempat poin.

Investor juga akan mencermati laporan penggajian AS hari Jumat, lowongan pekerjaan JOLTS, dan laporan ketenagakerjaan ADP untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang strategi pemangkasan suku bunga The Fed.

"Jika laporan pekerjaan AS jauh lebih lemah, spekulasi tentang resesi AS dan pemotongan suku bunga yang lebih cepat akan muncul kembali, semakin mendukung emas," kata Commerzbank kepada Reuters.

Sementara itu, aktivitas manufaktur AS naik tipis pada bulan Agustus dari level terendah delapan bulan pada Juli di tengah beberapa perbaikan dalam ketenagakerjaan, tetapi tren keseluruhan terus menunjukkan aktivitas pabrik yang lesu.

Berdasarkan laporan ISM Manufaktur, PMI Manufaktur AS tercatat di level kontraksi 47,2% pada periode Agustus 2024, naik 0,4 poin persentase dari 46,8% yang tercatat pada periode Juli. Namun, hal itu menandakan aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi pada periode Agustus untuk bulan kelima berturut-turut dan ke-21 kalinya dalam 22 bulan terakhir.

Baca:
Breaking! Harga Emas Antam Jatuh Rp12.000 Sehari

Harga emas menuju tahun terbaiknya sejak 2020, didorong oleh optimisme investor tentang pemotongan suku bunga AS yang akan datang dan kekhawatiran yang berkepanjangan tentang konflik Timur Tengah.

"Emas tetap menjadi lindung nilai pilihan kami terhadap risiko geopolitik dan keuangan, dengan dukungan tambahan dari pemotongan suku bunga Fed yang akan segera terjadi dan pembelian bank sentral pasar negara berkembang yang sedang berlangsung. Kami membuka rekomendasi perdagangan emas jangka panjang," kata Goldman Sachs dikutip dari CNBC International.

Para ahli strategi Bank of America (BofA) pada hari Selasa menegaskan kembali pandangan mereka bahwa harga emas dapat mencapai US$3.000 per troy ons di tahun depan.

Sejak akhir  2023, tim komoditas BofA telah mempertahankan sikap optimis terhadap emas, memproyeksikan bahwa harga dapat mencapai US$3.000 per troy ons pada 2025. Dengan harga emas yang telah naik 21% tahun ini, logam mulia tersebut tampaknya berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target ini.

"Kami yakin emas dapat mencapai US$3.000 per troy ons selama 12-18 bulan ke depan, meskipun arus tidak membenarkan level harga tersebut saat ini," tulis para analis kepada Investirng.

"Kami berpikir bahwa target US$3.000 per troy ons akan membutuhkan permintaan emas nonkomersial untuk meningkat dari level saat ini, yang pada akhirnya akan membutuhkan pemotongan suku bunga AS," menurut tim BofA.

Ahli strategi suku bunga BofA juga menyoroti potensi ketidakstabilan di pasar Treasury AS. Sehingga, emas mungkin awalnya turun karena likuidasi yang luas tetapi diperkirakan akan pulih, seperti yang telah diamati dalam peristiwa serupa di masa lalu.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">

Read more